Kebudayaan Masyarakat Jawa
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari
Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi
menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa
Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam
kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan
kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur
terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu di Jakarta, Sumatera dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu
budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya
Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris,
Batik dan Gamelan.
Dasar kepercayaan Jawa atau
Javanisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada
hakekatnya adalah satu atau merupakan kesatuan hidup. Javanisme memandang kehidupan manusia selalu terpaut
erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan manusia merupakan suatu
perjalanan yang penuh dengan pengalaman-pengalaman yang religius.
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan
adalah pusat alam semesta dan pusat segala kehidupan karena sebelumnya semuanya
terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama kali ada. Pusat yang dimakusd disini
dalam pengertian ini adalah yang dapat memebrikan penghidupan, kesimbangan, dan
kestabilan, yang dapat juga memberi kehidupan dan penghubung dengan dunia atas.
Pandangan orang Jawa yang demikian biasa disebut Kawula lan Gusti, yaitu
pandangan yang beranggapan bahwa kewajiban moral manusia adalah mencapai
harmoni dengan kekuatan terakhir dan pada kesatuan terakhir itulah manusia
menyerahkan diri selaku kawula terhadap gustinya. Sebagian besar orang Jawa
termasuk dalam golongan bukan muslim santri yaitu yang telah mencampurkan
beberapa konsep dan cara berpikir Islam dengan pandangan asli mengenai alam
kodrati dan alam adikodrati.
Sebahagian besar suku bangsa Jawa
menuturkan bahasa Jawa sebagai bahasa percakapan harian. Sebuah tinjauan
pendapat yang dijalankan oleh Majalah Tempo pada awal dekad 1990-an menunjukkan
bahawa hanya sekitar 12% daripada orang-orang Jawa menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pertuturan harian. Sekitar 18% menggunakan campuran bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia, dengan yang lain menuturkan bahasa Jawa sebagai bahasa
utama mereka. Keturunan-keturunan masyarakat Jawa berpendapat bahawa bahasa
Jawa adalah bahasa yang sangat sopan dan mereka, khususnya orang-orang yang
lebih tua, menghargai orang-orang yang menuturkan bahasa mereka. Bahasa Jawa
juga sangat mempunyai erti yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar